Jurnal Labora Medika
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed
<table class="data" width="100%" bgcolor="#f0f0f0"><tbody><tr valign="top"><td width="30%">Journal title</td><td width="80%">Jurnal Labora Medika</td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Initials</td><td width="80%">Labora Medika</td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Abbreviation</td><td width="80%"><span>JlabMed</span></td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Print ISSN</td><td width="80%"> </td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Online ISSN</td><td width="80%"><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1488335729"><span>2549-9939</span></a></td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Frequency</td><td width="80%"><strong>2 issues per year</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="30%">DOI</td><td width="80%"><strong>prefix 10.26714 by <img src="/public/site/images/informatika/Crossref_Logo_Stacked_RGB_SMALL6.png" alt="" /></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Editor-in-chief</td><td width="80%"><a>Fitri Nuroini</a></td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Publisher</td><td width="80%">Program Studi Teknologi Laboratorium Medik</td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Organized</td><td width="80%"><span>Universitas Muhammadiyah Semarang</span></td></tr><tr valign="top"><td width="30%">Citation Analysis</td><td width="80%"><a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=PgPii1AAAAAJ&view_op=list_works" target="_blank"><strong>Google Scholar</strong></a></td></tr></tbody></table><p> </p>Program Studi Teknologi Laboratorium Mediken-USJurnal Labora Medika2549-9939<p>Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:<br />Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepenulisan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.</p><p>Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awalnya di jurnal ini.</p><p>Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka).</p><p>Lisensi Creative Commons</p><p>Karya ini dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution 4.0.</p>PERBEDAAN HASIL PEWARNAAN HEMATOXYLIN EOSIN (HE) PADA HISTOLOGI KOLON MENCIT (Mus musculus) BERDASARKAN KETEBALAN PEMOTONGAN MIKORTOM 3, 6 dan 9 μm
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed/article/view/12240
<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p>Faktor yang mempengaruhi penyerapan pewarnaan <em>Hematoxylin Eosin</em> (HE) salah satunya ukuran ketebalan pemotongan jaringan, pemotongan yang tidak sesuai dan waktu pewarnaan yang tidak tepat menyebabkan proses penyerapan warna tidak sempurna sehingga saat pengamatan mikroskopis inti sel dan sitoplasma terlihat lebih pucat dan samar. Pemotongan jaringan histologis dengan ukuran ketebalan pemotongan 6 μm dengan pewarnaan HE menunjukkan hasil kualitas sediaan yang baik dengan terlihatnya inti sel, sitoplasma yang jelas dan warna seragam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil pewarnaan HE pada histologi kolon mencit <em>(Mus musculus)</em> berdasarkan ketebalan pemotongan mikrotom 3 μm, 6 μm dan 9 μm. Metode penelitian ini menggunakan metode <em>Eksperimental</em> dengan tiga kelompok perlakuan yaitu ketebalan pemotongan mikrotom 3 μm, 6 μm dan 9 μm, kemudian preparat dilakukan pewarnaan HE dan diamati kualitas mikroskopisnya meliputi inti sel, sitoplasma dan keseragaman warna. Data diolah menggunakan uji statistik <em>Kruskal Wallis </em>dan <em>Mann Whitney</em>. Hasil penelitian menunjukkan Inti sel tampak jelas berwarna biru keunguan pada kelompok pemotongan mikrotom 6 μm dengan rata-rata nilai 2,87. Sitoplasma tampak jelas dan berwarna merah muda pada kelompok pemotongan mikrotom 6 μm dengan rata-rata nilai 2,88. Keseragaman warna pada kelompok pemotongan mikrotom 6 μm dengan intensitas warna yang merata pada seluruh lapang pandang dengan rata-rata nilai 3. Hasil uji <em>Kruskal Wallis</em> dan <em>Man Whitney</em> pada ketebalan pemotongan mikrotom 3 μm, 6 μm dan 9 μm menunjukkan adanya perbedaan hasil kualitas pewarnaan sediaan preparat kolon mencit dengan signifikan <em>p</em>=0.000. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kualitas pewarnaan HE dengan ketebalan pemotongan mikrotom 6 μm pada histologi kolon mencit <em>(Mus musculus)</em> dapat menghasilkan pemotongan yang terbaik.</p><p> </p>Rihanesa Diana PutriEko Naning Sofyanita
Copyright (c) 2023 Rihanesa Diana Putri, Eko Naning Sofyanita
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-09-292023-09-2972313810.26714/jlabmed.7.2.2023.31-38HUBUNGAN KEPADATAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN MOJOSONGO RW 34 SURAKARTA
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed/article/view/12241
<p>Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi nyamuk <em>Aedes aegypti</em>. Banyaknya kasus DBD dipengaruhi oleh keberadaan vektor. Kepadatan larva <em>Aedes aegypti</em> disuatu daerah menjadi indikator meningkatnya populasi nyamuk <em>Aedes aegypti</em> di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kepadatan larva <em>Aedes aegypti</em> dengan penyakit DBD di Kelurahan Mojosongo RW 34, Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional, penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel 100 rumah warga dengan rancangan penelitian <em>cross-sectional</em>. Sampel diambil dengan metode <em>random sampling</em>. Pemeriksaan pada sampel larva yaitu dengan survey larva secara visual dengan metode <em>single</em> larva dan preparat diamati dibawah mikroskop. Data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dengan uji <em>chi-square</em>. Hasil dari penelitian yaitu menunjukan bahwa terdapat 15 rumah yang positif adanya larva <em>Aedes aegypti</em> dari 100 rumah yang diperiksa. Nilai <em>House Index</em> (HI) di RW 34 Mojosongo sebesar 15%, nilai <em>Countainer Index</em> (CI) sebesar 10,3%, nilai <em>Breteau Index</em> (BI) sebesar 16% dan untuk nilai <em>Angka Bebas Jentik</em> (ABJ) di RW 34 mojosongo sebesar 85%. Hasil interpretasi Density Figure (DF) di RW 34 Mojosongo menunjukan nilai HI & BI berada di skala 3, sedangan CI di skala 4, hal ini menunjukan bahwa di RW 34 Mojosongo tergolong dalam resiko sedang. Pada hasil uji <em>chi-square</em> didapatkan hasil nilai signifikasi <em>p-value </em>= 1,000 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan kepadatan larva nyamuk <em>Aedes aegypti</em> dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Mojosongo RW 34, Surakarta.</p>Rinda binugraheni
Copyright (c) 2023 Rinda binugraheni
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-09-302023-09-3072394710.26714/jlabmed.7.2.2023.39-47POLA BAKTERI MENGINFEKSI SALURAN KEMIH PADA URINE PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG RAWAT INAP RSUD A.W SJAHRANIE TAHUN 2020-2021
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed/article/view/12343
<p>Kejadian ISK di dunia mencapai 8,3 juta kasus per tahun, dan sepertiga dari 25 juta kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit ISK. Faktor risiko terjadinya infeksi saluran kemih yaitu <em>personal hyegiene</em>, kontrasepsi, aktivitas seksual, genetik, hormonal, diabetes dan imun. Sebagai salah satu faktor risiko ISK, diabetes mellitus merupakan penyakit yang selalu mengalami peningkatan di seluruh dunia. ISK dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, dan yang terbanyak disebabkan oleh bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola bakteri menginfeksi saluran kemih pada urine pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD A. W Sjahranie tahun 2020-2021. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan retrospektif. Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan pola bakteri menginfeksi saluran kemih pada urine pasien diabetes mellitus di RSUD A. W Sjahranie tahun 2020-2021 dengan mengumpulkan data sekunder pasien DM dengan ISK sebanyak 82 data rekam medik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 jenis bakteri menginfeksi saluran kemih pada urine pasien DM yaitu <em>Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Citrobacter freunddii, Burkholderia cepacia, Pseudomonas aeruginosa, Morganella morganii, Citrobacter koseri, Proteus mirabilis, Acinetobacter baumanii, Salmonella group, Staphylococcus haemolyticus, Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, </em>dan <em>Staphylococcus hominsi. </em>Perlu dilakukan penelitian secara berkala untuk mengetahui pola bakteri dan sensitivitasnya, sehingga dapat mengantisipasi bergesernya pola bakteri dan resistensi tubuh terhadap bakteri.</p>Heni Anggreini
Copyright (c) 2023 Heni Anggreini
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-09-302023-09-3072485510.26714/jlabmed.7.2.2023.48-55PERBANDINGAN KUALITAS MIKROSKOPIS DENGAN WAKTU PERENDAMAN SELOTIF PADA REAGEN MALACHITE GREEN METODE KATO-KATZ
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed/article/view/13127
<p>Metode Kato-Katz merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk pemeriksaan infeksi kecacingan dan merupakan metode yang direkomendasikan untuk memantau program pengobatan skala besar yang diterapkan untuk pengendalian infeksi kecacingan. Dalam metode ini reagen yang digunakan adalah <em>malachite green</em> yang dilarutkan dalam aquades dan <em>glycerol</em> serta menggunakan pengganti kaca penutup sepotong selotif yang direndam selama 24 jam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan waktu perendaman selotif pada reagen <em>malachite green </em>metode Kato-Katz dengan kualitas mikroskopis. Jenis penelitian ini menggunakan <em>Quasy experiment</em>, dengan rancangan <em>One group design. </em>Penelitian ini menggunakan 10 perlakuan dengan variasi waktu perendaman 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 14, 21 dan 28. Sampel feses didapatkan dari feses siswa SDN Penggalaman 2 dan diambil 3 sampel yang memiliki konsistensi yang sama. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan kualitas warna latar belakang pemeriksaan di mikroskop pada variasi waktu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 14 hari didapatkan warna <em>light sea green </em>pada mikroskop terlihat hijau, terang dan tidak pucat, sedangkan untuk variasi waktu 21 dan 28 hari didapatkan warna <em>Cyan </em>pada mikroskop terlihat warna biru terang dan terlihat pucat. Hasil analisis Kruskal Wallis menunjukkan nilai p=0,001 (p<0,05) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna dari kualitas mikroskopis terhadap waktu perendaman selotif. Saran untuk peneliti selanjutnya untuk memperkecil interval waktu perendaman selotif agar diketahui batas perendaman selotif secara optimal</p><p>Kata Kunci: Pemeriksaan Mikroskopis, Metode Kato-Katz, Perendaman Selotif.</p>Tuti itut
Copyright (c) 2023 Tuti itut
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-10-132023-10-1372566110.26714/jlabmed.7.2.2023.56-61HUBUNGAN INFEKSI KECACINGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH) DENGAN JUMLAH EOSINOFIL PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN TELUK SELONG KABUPATEN BANJAR
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed/article/view/13112
<p>Infeksi Kecacingan <em>Soil Transmitted Helminth </em>(STH) merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Anak sekolah dasar sangat rentan terhadap infeksi kecacingan karena kebiasaaan bermain atau menyentuh tanah tanpa memperhatikan kebersihan dan lingkungan. Jika infeksi kecacingan dibiarkan cacing-cacing yang menginfeksi ini akan memberikan kontribusi terhadap kejadian eosinofilia yaitu jumlah eosinofil dalam darah meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan infeksi kecacingan STH dengan jumlah eosinofil pada anak sekolah dasar di SDN Teluk Selong Kabupaten Banjar. Jenis penelitian ini yaitu Survei Analitik dengan rancangan penelitian <em>cross sectional</em>, jumlah populasi sebanyak 55 siswa dengan Teknik Pengambilan <em>Total Sampling</em> sebanyak 55 siswa. Data kecacingan didapat dari pemeriksaan telur cacing secara mikroskopis metode Kato-Katz, spesimen yang digunakan yaitu feses segar. Variabel jumlah eosinofil ditentukan dari pemeriksaan darah kapiler secara Visual Hemositometer <em>Improved Neubauer</em>. Hasil menunjukan sebanyak 10 responden (18,18%) ditemukan telur STH sebanyak 24 EPG sebanyak 4 respoden (7,27%), 48 EPG sebanyak 1 responden (1,81%) dan 72 EPG sebnyak 5 responden (9,09%) dengan temuan telur <em>Ascaris lumbricoides </em>dengan <em>Trichuris trichiura</em> tanpa adanya infeksi campuran dan 45 responden (81,83 %) tidak ditemukan telur,larva atau cacing STH dewasa, Jumlah eosinofil responden berkisar 77-433 sel/mm<sup>3</sup> dengan jumlah rata-rata 205 sel/mm<sup>3</sup>. Hasil uji koefisien rank sperman menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi kecacingan <em>Soil Transmitted Helminth </em>(STH) dengan jumlah eosinofil pada anak sekolah dasar dengan nilai (p-<em>value</em> 0,000) < (0,05). Pada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian tentang hubungan infeksi kecacingan STH dengan kadar IgE dan IL-5.</p><p>Kata Kunci: Anak Sekolah Dasar, Kecacingan <em>Soil Transmitted Helminth</em>, Jumlah Eosinofil</p>muhammad yuda pratamaRifqoh RifqohJujuk Anton Cahyono
Copyright (c) 2023 muhammad yuda pratama
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-10-162023-10-1672627010.26714/jlabmed.7.2.2023.62-70