GAMBARAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DI PUSKESMAS GENUK DAN BANGETAYU SEMARANG
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Pengawas menelan obat (PMO) pada penderita tuberkulosis paru harus dikenal, dipercaya, dan disetujui oleh petugas kesehatan maupun penderita tuberkulosis paru (Depkes RI, 2007). Untuk mendukung tugas dan fungsinya PMO harus memiliki karakteristik yang handal meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan kemampuan komunikasi dengan penderita, dan memahami peran dan tugasnya. Jenis kelamin PMO ikut berperan dalam penentuan tingkat keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Perbedaan jatidiri antara pria dan wanita mempengaruhi produktivitas kerja individu. Jati diri seorang pria ditentukan oleh kemampuannya. Pria akan membanggakan diri atas kemampuan memecahkan masalah atau menyelesaikan sebuah pekerjaan, sedangkan wanita lebih mementingkan rasa kepedulian, integritas dan nilai-nilai yang lebih personal dan kepedulian untuk melayani. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran Pengawas Menelan Obat (PMO) pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Genuk dan Bangetayu Semarang. Penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif sederhana. Variabel gambaran Pengawas Menelan Obat (PMO) pada penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas Genuk dan Bangetayu Semarang yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, kemampuan komunikasi dan peran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pengawas Menelan Obat (PMO) pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Genuk dan Bangetayu Semarang sebanyak 37 orang. Penelitian menggunakan teknik total Sampling sebanyak 37 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar perempuan yaitu sebanyak 21 orang (56,8%), umur responden sebagian besar tergolong pada umur dewasa dini yaitu sebanyak 22 orang (59,5%), pendidikan responden sebagian besar berpendidikan dasar yaitu sebanyak 19 orang (51,4%), pekerjaan responden sebagian besar bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswasta masing-masing sebanyak 13 orang (35,1%), PMO sebagian besar adalah keluarga pasien yakni sebanyak 36 orang (97,3%), pengetahuan responden sebagian besar Baik yakni sebanyak 19 orang (51,4%), kemampuan komunikasi responden termasuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 24 orang (64,9%), peran PMO sebagian besar Baik yakni sebanyak 26 orang (70,3%). Hasil penelitian ini dharapkan dapat dijadikan rekomendasi kepada masyarakat khususnya penderita tuberkulosis paru tentang arti pentingnya kehadiran PMO disamping penderita untuk menjamin kepatuhan menelan obat.
Kata Kunci : Pengawas Menelan Obat (PMO)
Pustaka : 23 (1994 - 2010)
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 661 timesPDF - 698 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.