ANALISA TINGKAT ISOLASI INSTALASI LISTRIK PADA KELOMPOK BEBAN PERUMAHAN (STUDI KASUS PERUMNAS SAMPANGAN SEMARANG)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Pertumbuhan jaringan instalasi akibat bertambahnya peralatan listrik dan durasi pemakaian beban
listrik dapat meningkatkan nilai tahanan (R) pada penghantar yang digunakan. Arus yang diserap oleh alatalat
listrik dan durasi yang lama meningkatkan kadar resiko akibat rugi-rugi pada penghantar dan dapat
melewati kemampuan hantar arus (KHA). Rugi-rugi panas pada penghantar dalam waktu yang cukup lama
akan terakumulasi dan menyebabkan kerapuhan pada isolasinya.
Instalasi setiap rumah di RT 03 di RW 02 Perumnas Sampangan diuji kelayakannya dengan
mengukur tahanan isolasinya. Dengan ketentuan PUIL bahwa nilai resistans minimum adalah 1 kilo ohm
untuk setiap 1 volt tegangan perencanaan, maka untuk teganggan 220 V minimal harus dipenuhi sebesar 220
Kohm atau 0,22 Mohm, sehingga nilai dibawah itu dianggap instalasi kurang layak. Terdapat 12,29% dari
obyek penelitian yang dinyatakan tidak layak, 4,10% yang memerlukan pendalaman lebih lanjut karena
disinyalir ada faktor lain yang bekerja terhadap penurunan kualitas isolasi instalasi listriknya. Lebih lanjut
penelitian ini memberikan peringatan dini kepada kelompok beban pada Blok IV dinyatakan kelompok
rumah yang paling beresiko, diikuti Blok I.
Penelitian ini diakhiri dengan beberapa rekomendasi untuk pemeriksaan dan perbaikan jaringan
yang mengalami penurunan kualitas instalasinya serta peningkatan kesadaran akan implikasinya berupa
bahaya kebakaran dan sengatan listrik
listrik dapat meningkatkan nilai tahanan (R) pada penghantar yang digunakan. Arus yang diserap oleh alatalat
listrik dan durasi yang lama meningkatkan kadar resiko akibat rugi-rugi pada penghantar dan dapat
melewati kemampuan hantar arus (KHA). Rugi-rugi panas pada penghantar dalam waktu yang cukup lama
akan terakumulasi dan menyebabkan kerapuhan pada isolasinya.
Instalasi setiap rumah di RT 03 di RW 02 Perumnas Sampangan diuji kelayakannya dengan
mengukur tahanan isolasinya. Dengan ketentuan PUIL bahwa nilai resistans minimum adalah 1 kilo ohm
untuk setiap 1 volt tegangan perencanaan, maka untuk teganggan 220 V minimal harus dipenuhi sebesar 220
Kohm atau 0,22 Mohm, sehingga nilai dibawah itu dianggap instalasi kurang layak. Terdapat 12,29% dari
obyek penelitian yang dinyatakan tidak layak, 4,10% yang memerlukan pendalaman lebih lanjut karena
disinyalir ada faktor lain yang bekerja terhadap penurunan kualitas isolasi instalasi listriknya. Lebih lanjut
penelitian ini memberikan peringatan dini kepada kelompok beban pada Blok IV dinyatakan kelompok
rumah yang paling beresiko, diikuti Blok I.
Penelitian ini diakhiri dengan beberapa rekomendasi untuk pemeriksaan dan perbaikan jaringan
yang mengalami penurunan kualitas instalasinya serta peningkatan kesadaran akan implikasinya berupa
bahaya kebakaran dan sengatan listrik
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 652 timesPDF - 696 times
DOI: https://doi.org/10.26714/me.v2i2.486
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
Editorial Office of Media Elektrika
Universitas Muhammadiyah Semarang FT-FMIPA Building, 7nd Floor. Phone: 085299398663 |
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.