Date | Rabu, Mei 08, 2019 |
Words | 559 Plagiarized Words / Total 2637 Words |
Sources | More than 48 Sources Identified. |
Remarks | Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement. |
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH THE LADDER SNAKE GAME MEDIA AGAINST CHILDREN'S BEHAVIOR IN CHOOSING SNACK IN SD NEGERI BULUSAN KECAMATAN TEMBALANG Dieta Suryaningsih1), Elsa Naviati2) Mahasiswa Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, (Email : suryaningsihdieta@gmail.com) Staf Pengajar Departemen Keperawatan Maternitas dan Anak Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. (Email : elsanaviatizainal@gmail.com ) ABSTRACT The behavior of having snacks while at school is a routine activity especially for elementary school students.
Such behavior consists of knowledge, attitude, and action. One of the methods that can be applied in order to lessen the negative effects of consuming snacks is the health education using attractive media, such as snakes and ladders game. The purpose of this study is to comprehend the effects of health education using snakes and ladders game on student behavior in selecting snacks at Bulusan State Elementary School, Tembalang. This is a pre-experimental study with one group pretest-posttest without control group design.
The population was all students from the 4th grade in Bulusan State Elementary School and consisted of 37 students who were selected using consecutive sampling method based on inclusion and exclusion criteria. The data was taken using questionnaire about knowledge, attitude, and action which were analyzed using Wilcoxon Signed Rank Test statistical analysis with the significant level of 0.05. The results shows that health education using snakes and ladder game affected the increase of knowledge with overall difference 5.308 (p=0.000), the increase of attitude with overall difference 4.813 (p=0.000), and the increase of action with overall difference 4.929 (p=0.000).
It can be concluded that the health education using snakes and ladders game affects the student behavior in selecting snacks. It is suggested that the school officials use snakes and ladders as the media in giving information to the students. Key words : Health education, snacks, child behavior ABSTRAK Perilaku mengkonsumsi jajanan saat bersekolah merupakan aktivitas rutin terutama pada murid Sekolah Dasar. Perilaku tersebut terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan.
Salah satu cara untuk mengurangi akibat dari perilaku mengkonsumsi jajanan adalah pendidikan kesehatan dengan metode dan media yang menarik seperti permainan ular tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga terhadap perilaku anak dalam memilih jajanan di SD Negeri Bulusan Kecamatan Tembalang. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest without control group design.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri Bulusan dan besar sampel penelitian berjumlah 37 siswa yang dipilih denan metode consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Data diambil dengan menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan kemudian dianalisis dengan analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dengan perbedaan rata-rata 5,308 (p= 0,000), sikap dengan perbedaan rata-rata 4,813 (p= 0,000), dan tindakan dengan perbedaan rata-rata 4,929 (p= 0,000). Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga berpengaruh terhadap perilaku anak dalam memilih jajanan. Disarankan pada pihak sekolah menggunakan metode dan media permainan ular tangga dalam memberikan informasi kesehatan kepada anak di sekolah.
Kata kunci :Pendidikan kesehatan, jajanan, perilaku anak Pendahuluan Perilaku mengkonsumsi jajanan saat bersekolah merupakan aktivitas rutin terutama pada murid sekolah dasar. Anak sekolah dasar memilih jajanan berdasarkan kegemaran dan tampilan jajanan yang menarik tanpa memperhatikan keamanan komposisinya. Perilaku tersebut terjadi karena didasari oleh pengetahuan dan sikap sehingga dalam praktiknya anak-anak memiliki perilaku gemar mengkonsumsi jajanan (Wong, 2003). Data laporan tahunan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2013 menunjukkan semarang merupakan kota dengan angka kejadian keracunan pangan tertinggi yaitu 17 kasus per tahun (Semarang, 2015).
Jajanan berkontribusi sebesar 16,67% penyebab keracunan pangan dan sekolah dasar adalah tempat kedua paling rentan terjadi keracunan pangan (Balai POM RI, 2011). Disinilah pentingnya suatu kegiatan untuk merubah perilaku anak dalam konsumsi jajanan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu bagian dari promosi kesehatan dalam upaya untuk merubah perilaku anak (Pusat Promosi kesehatan Depkes RI, 2008). Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media. Salah satu media yang disarankan oleh Departemen kesehatan adalah ular tangga.
Ular tangga dipilih karena merupakan permainan yang tidak asing bagi anak-anak sekolah dasar dan sesuai dengan tahap perkembangan anak sekolah dasar. Anak sekolah dasar pada usia 7-12 tahun sedang dalam tahap perkembangan operasional konkret sehingga mudah menerima informasi dan ditanamkan kebiasaan baik seperti pendidikan kesehatan (Sugiyanto, 2011). Melalui permainan tersebut diharapkan pesan-pesan kesehatan dapat tersampaikan sehingga terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap yang dapat menjadi landasan anak dalam bertindak memilih jajanan (Saputri, 2014).
Berdasarkan uraian tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga terhadap perilaku anak dalam memilih jajanan di SD Negeri Bulusan. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain pre eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest without control group design. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas IV di SD Negeri Bulusan. Sampel penelitian berjumlah 37 anak dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan juni 2015 di SD Negeri Bulusan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan dengan 15 pertanyaan, kuesioner sikap dengan 15 pertanyaan dan kuesioner tindakan dengan 20 pertanyaan. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah menggunakan analisa univariat dan bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test. Hasil Penelitian Gambaran Umum Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Keikutsertaan Program Dokter Kecil di SD Negeri Bulusan Kecamatan Tembalang (n=37) Jenis Data Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki 20 54,1 Perempuan 17 45,9 Usia 8 tahun 1 2,7 9 tahun 13 35,1 10 tahun 20 54,1 11 tahun 3 8,1 Keikutsertaan Dokter Kecil Ya 10 27 Tidak 27 73 Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin perempuan yaaitu 20 orang (54,1%).
Sebagian besar responden berusia 10 tahun yaitu 20 orang (54,1%) dengan rentang usia 8-11 tahun. Responden lebih banyak yang tidak mengikuti penataran dokter kecil yaitu sebesar 27 orang (73%) Gambaran Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Pengetahuan Gambar 1. Distribusi Responden berdasarkan Hasil Prestest dan Postest Pengetahuan (n=37) Gambar 1 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan (pretest) responden yang memiliki pengetahuan tergolong dalam kategori baik adalah 8 orang (21,7%) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (posttest) semua responden memiliki pengetahuan yang tergolong dalam kategori baik yaitu 37 orang (100%). Sikap Gambar 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Pretest dan Posttest Sikap (n=37) Gambar 2 menunjukkan bahwa sikap sebelum diberikan pendidikan kesehatan yang tergolong dalam kategori baik adalah sebesar 6 orang (16,2%) dan setelah diberikan pendidikan kesehatan responden yang memiliki sikap yang tergolong baik sebesar 31 orang (83,7%). Tindakan Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Pretest dan Posttest Tindakan (n=37) Gambar 3 menunjukkan bahwa tindakan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan yang tergolong dalam kategori baik sebesar 15 orang (40,5%) dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi 34 orang (91,8%) Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Perilaku Anak Dalam Memilih Jajanan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Pengetahuan Responden Tabel 4. Hasil Analisis Statistik Wilcoxon Signed Rank Test Pengetahuan Pengetahuan post- Pengetahuan pre Z Asymp.Sig. (2-tailed) -5.308 .000 Berdasarkan tabel 4.
Hasil analisis menggunakan analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Test dapat diketahui nilai Z sebesar -5,308 dengan level signifikansi 0,05 dan nilai signifikansi p-value 0,000. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Sikap Responden Tabel 5.
Hasil Analisis Statistik Wilcoxon Signed Rank Test Sikap Sikap post- Sikap pre Z Asymp.Sig. (2-tailed) -4,813 .000 Berdasarkan tabel 5. hasil analisis menggunakan analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Test dapat diketahui nilai Z sebesar -4,813 dengan level signifikansi 0,05 dan nilai signifikansi p-value 0,000. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkam bahwa ada perbedaan yang nyata antara sikap responden sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Tindakan Responden Tabel 6.
Hasil Analisis Statistik Wilcoxon Signed Rank Test Tindakan Tindakan post- Tindakan pre Z Asymp.Sig. (2-tailed) -4,929 .000 Berdasarkan analisis menggunakan analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Test dapat diketahui nilai Z sebesar -4.929 dengan level signifikansi 0,05 dan nilai signifikansi p-value 0,000. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara tindakan responden sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga.
Pembahasan Gambaran Umum Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Keikutsertaan Dalam Program Dokter Kecil Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki. Anak laki-laki cenderung lebih egosentris dari pada anak perempuan (Hurlock, 1980). Anak laki-laki melakukan segala sesuatu berdasarkan keinginannya sendiri dan jarang memikirkan dampak panjang dari tindakan tersebut (Sugiyanto, 2011). Anak laki-laki cenderung menggunakan otak kanan sehingga terkesan berperilaku praktis.
Sifat tersebut juga terbawa dalam pemilihan jajanan, tanpa memperhatikan kandungan dan kualitas jajanan (Khomsan, 2003). Responden yang digunakan dalam penelitian ini berusia 8-11 tahun dimana pada tahap ini anak mengalami tahap perkembangan operasional konkret (Suparno, 2001). Sejalan dengan teori, Piaget anak-anak pada tahap perkembangan operasional konkret mulai mengalami penghilangan sikap egosentrisme sehingga mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Hal tersebut memungkinkan anak untuk mudah menerima informasi-informasi yang diberikan oleh orang disekitarnya.
Pada tahap ini anak juga mampu memproses suatu informasi didalam dirinya menjadi tindakan yang efektif (Hurlock, 1980). Usaha yang dilakukan pihak sekolah yang termasuk dalam kegiatan promosi kesehatan sekolah adalah dokter kecil. Tujuan dari pelatihan dokter kecil adalah agar dokter kecil menjadi penggerak kesehatan di lingkungan sekolah. Dengan kata lain dokter kecil merupakan agen kesehatan strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan sekolah (Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2011).
Harapan dari pihak sekolah agar anak-anak yang mengikuti pelatihan dokter kecil dapat menjadi contoh bagi teman-temannya. Hasil penelitian menunjukkan 27% responden yang mengikuti pelatihan dokter kecil tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, karena terkendala dengan minimnya pemberian informasi dan fasilitas UKS yang terhenti yang disebabkan ketidktersedian tempat dan pembina. Syarat program dokter kecil yang sukses adalah terlaksananya trias UKS.
Dengan kata lain jika tria UKS tidak terlaksanan dengan baik dapat dipastikan program dokter kecil juga terhambat (Hidayati, 2009) Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Pengetahuan Siswa Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan secara umum pengetahuan siswa tentang jajanan tergolong dalam kategori cukup. Predisposing factor yang menyebabkan hal terssebut adalah karena kurang informasi dan metode pendidikan kesehatan yang tidak efektif. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga terjadi peningkatan pengetahuan yang ditandai dengan tidak ada responden yang poengetahuannya tergolong cukup dan kurang.Pengetahuan atau kogrnitif merupakan domain penting untuk terbentuknnya tindakan, tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh proses pembelajaran (Notoatmodjo, 2007).
Hal tersebut sesuai dengan pendekatan Green yang menyebutkan bahwa melalui pendekatan edukasional dapat merubah perilaku seseorang termasuk pengetahuan dimana perlakuan yang diberikan merupakan pendidikan kesehatan (Notoadmojo, 2010). Pendekatan Green sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputri yang membuktikan bahwa metode pendidikan kesehatan dengan media ular tangga dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan posttest (Saputri, 2014).
Hal tersebut dikarenakan karena peningkatan pengetahuan sebagian besar berasal dari informasi yang ditangkap oleh indera penglihatan yaitu sebesar 75-85%, sehingga metode ular tangga dengan simulasi dan menggunakan media bergambar dapat meningkatkan pengetahuan (Departemen Kesehatan RI, 2008). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Sikap Siswa Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan, secara umum sikap responden masih rendah ditandai dengan masih banyaknya respon yang memiliki sikap yang tergolong kurang.
Rendahnya sikap tersebut sejalan dengan masih rendahnya pengetahuan responden, dimana kurang pengetahuan didasari oleh informasi yang kurang (Saputri, 2014). Informasi merupakan reinforcing factor dalam pembentukkan sikap karena informasi akan memberikan pesan-pesan yang sugestif yang akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu sehingga terbentuklah sikap (Notoatmodjo, 2007). Setelah dilakukan pendidikan kesehatan secara umum terjadi peningkatan sikap positif, yang ditandai dengan tidak adanya responden yang memiliki sikap dalam kategori kurang. Peningkatan sikap tersebut sebagai akibat dari pendidikan kesehatan.
Hal tersebut sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa perubahan sikap pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor kognitif dan keyakinanan yang didapat dari hasil penginderaan (Notoatmodjo, 2003). Hal itu didukung dengan penelitian Prabowo yang menyimpulkan pendidikan kesehatan dengan permainan ular tangga dapat meningkatkan sikap responden karena kesan pesuasif dan menstimulasi indera penglihatan (Prabowo, 2013).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Sikap Siswa Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tindakan siswa secara umum dalam kategori tidak baik. Berdasarkan teori green tindakan tidak baik tersbut disebabkan oleh kebiasaan sarapan dan membawa bekal yang dilalaikan, pengetahuan dan sikap yang masih rendah yang diperkuat oleh faktor kurangnya informasi (Notoadmojo, 2010).
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga sebagian besar tindakan responden menjadi baik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa proses perubahan perilaku dipengaruhi oleh umur dan kemampuan akademiknya. Umur responden yang dalam tahapan perkembangan operasional konkret yang merupakan golongan umur yang peka dan mudah menerima informasi serta ditanamkan kebiasaan baik. Didukung dengan semakin baiknya kemampuan akademik akan mempercepat responden memahami informasi yang diperoleh (Notoatmodjo, 2007).
Hal tersebut sesuai dengan penelitian Hamdalah yang menyimpulkan bahwa anak akan lebih memahami jika melakukan atau mencoba tindakan yang diharapkan oleh pemberi pendidikan kesehatan.(Hamdalah, 2009). Kesimpulan dan Saran Sebagian besar reponden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki, usia 10 tahun dengan rentang usia 8-11 tahun. Sebagian besar tidak pernah mengikuti penataran dokter kecil.
Pengetahuan responden sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tergolong cukup, dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan meningkat menjadi semua responden berpengetahuan baik. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sikap responden yang tergolong baik masih rendah dan setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar responden memiliki sikap yang tergolong baik.
Sebagian besar responden memiliki tindakan yang tidak baik sebelum diberikan pendidikan kesehatan, dan setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar responden memiliki tindakan baik. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan media permainan ular tangga terhadap perilaku anak dalam memilih jajanan di SD Negeri Bulusan. Disarankan pada pihak sekolah menggunakan metode dan media permainan ular tangga dalam memberikan informasi kesehatan kepada anak di sekolah. Ucapan Terima Kasih Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan dosen penguji yang telah memberikan evaluasi, koreksi, dan saran yang membangun.
Keluarga serta sahabat yang terus mendukung dan memotivasi peneliti. Pihak SD Negeri Bulusan yang telah bersedia membantu penelitian ini. Daftar Pustaka Balai POM RI. (2011). Laporan tahunan BPOM tahun 2011. Jakarta. [cited 2014 Oct 20]. Retrieved from www.pom.go.id. Departemen Kesehatan RI. (2008). Promosi kesehatan sekolah : In book field. Jakarta: Depkes RI. Direktorat Bina Kesehatan Anak, K. K. R. (2011). Pedoman pelatihan dokter kecil. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Anak. Hamdalah, A. (2009).
Efektivitas media cerita bergambar dan ular tangga dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut siswa SDN 2 Patrang Kabupaten Jember. Universitas Jember. Hidayati, L. (2009). Peningkatan ketrampilan dokter kecil sebagai upaya memajukan usaha kesehatan sekolah (UKS) di Madrasah Ibtida’iyah Falah Desa Buko Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Warta, 12(1), 8–14. Hurlock, E. L . B. (1980). Psikologi perkembangan?: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Khomsan, A. (2003).
Pangan dan gizi untuk kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Notoadmojo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Program kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Prabowo, H. S. (2013). Perbedaan pengetahuan dan sikap kesehatan lingkungan di sekolah dengan permainan ular tangga pada siswa SD N 02 Wonoketinggal Kabupaten Demak.
Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. Pusat Promosi kesehatan Depkes RI. (2008). Promosi kesehatan di sekolah. Jakarta: Depkes RI. Saputri, L. O. (2014). Peningkatan pengetahuan dan sikap dalam memilih jajanan sehat menggunakan alat permainan edukatif ular tangga. Universitas Airlangga. [cited 2014 Oct 22]. Retrieved from http://journal.unair.ac.id Semarang, B. P. K. (2015). Pengawasan PJAS empat Sekolah Dasar di Kota Semarang. Retrieved March 23, 2015, from http://www.pom.go.id/new/index.php/view/berita/7688/Pengawasan-PJAS-Empat-Sekolah-Dasar-di-Kota-Semarang.html Sugiyanto. (2011). Karakteristik anak usia SD. Yogyakarta : Univesitas Negeri Yogyakarta Suparno, P. (2001). Teori perkembangan jean piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Wong, D. L. (2003). Pedoman klinis keperawatan pediatrik (Monica Ester, Penerjemah). Jakatra: Penerbit Buku Kedokteran?: EGC.
- <1% http://article.sapub.org/10.5923.j.ijap.
- <1% https://epdf.tips/health-safety-and-nutr
- <1% https://www.fda.gov/downloads/Regulatory
- <1% http://ijneronline.com/HTMLPaper.aspx?Jo
- <1% http://rahmaddin.com/pengetahuan-sikap-d
- 7% http://eprints.undip.ac.id/49412/
- 1% https://eprints.uns.ac.id/28248/
- <1% http://www.pdpersi.co.id/content/news.ph
- <1% https://karamhamzal.blogspot.com/2012/02
- <1% https://gaptek-gtt.blogspot.com/2011/01/
- <1% https://indahcresti.blogspot.com/2016/11
- <1% https://anfieldvillage.wordpress.com/cat
- <1% https://docplayer.info/49296560-Edukasi-
- <1% https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/j
- <1% https://issuu.com/bimkes1516/docs/bimiki
- <1% http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI
- <1% https://id.scribd.com/doc/60408679/3
- <1% https://marwanhamid.wordpress.com/artike
- <1% https://id.scribd.com/doc/264488988/Digi
- <1% https://yunnicandra.blogspot.com/2015/03
- 1% http://etheses.uin-malang.ac.id/9034/1/1
- <1% https://rolaangga.blogspot.com/2016/09/b
- <1% https://core.ac.uk/download/pdf/14861634
- <1% https://adoc.tips/oleh-sri-muryani-spd-n
- <1% http://eprints.umm.ac.id/41863/1/jiptumm
- <1% https://webicdn.com/sdirmember/14/13336/
- <1% http://www.statistikolahdata.com/2017/
- 1% https://adzjiodoem.blogspot.com/2013/12/
- <1% https://docplayer.info/124076995-Analisi
- <1% https://docobook.com/hubungan-antara-per
- <1% https://ml.scribd.com/doc/227385370/Kump
- <1% https://ppy-gummers.blogspot.com/2010/10
- <1% https://ilmukomputerlampung.blogspot.com
- <1% https://docobook.com/ilmu-kesehatan-masy
- <1% https://id.123dok.com/document/1y919orq-
- <1% https://id.123dok.com/document/4zp1pjoz-
- <1% https://docobook.com/penggunaan-media-ed
- <1% https://docplayer.info/62260214-Plagiat-
- <1% http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/i
- <1% http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j
- <1% https://www.academia.edu/29314045/Hubung
- <1% https://ml.scribd.com/doc/178702523/Daft
- 1% http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UE
- 1% https://www.academia.edu/20070255/Vina_u
- <1% https://pustakadaftar.blogspot.com/2012/
- 1% http://repository.unissula.ac.id/2588/3/
- <1% https://issuu.com/bimkes/docs/bimgi_vol_