RUMAH PRODUKSI PRO-LINGKUNGAN SEBUAH ALTERNATIF PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Rumah produksi pro-lingkungan dibangun, berdasarkan persoalan sampah yang terjadi di kampus. Sampah yang menumpuk sangat beragam, meliputi limbah organic dan anorganik. Sampah yang
muncul dapat disebabkan oleh sisa-sisa kertas, plastic, dll yang dibuang oleh karyawan dan penghuni lainnya. Sampah organik dapat terjadi sebagai hasil pembuangan dari kantin, daun-daun yang berserakan, limbah sebagai dampak praktikum dari suatu matakuliah, atau lainnya. Sampah yang dihasilkan baik sebagai akibat aktifitas manusia atau alam, merupakan suplai limbah yang harus ditangani secara serius. Persoalan di atas juga terjadi di kampus Unimus. Cara penanganan sampah
yang dilakukan oleh Unimus, dilakukan dengan cara dibakar. Pembakaran sampah, justru semakin menambah persoalan baru karena berdampak pencemaran lingkungan terutama polusi udara yang ditimbulkan. Namun jika tidak segera diatasi dalam waktu dua hari saja, bau sampah yang tidak sedap akan sangat mengganggu dan sampah berceceran dimana-mana. Persoalan di atas harus segera diatasi melalui pendirian Rumah Produksi Pro-Lingkungan. Rumah ini dibangun sebagai alternatif
terhadap persoalan sampah yang berbasis lingkungan. Keberadaan Rumah Produksi Pro-Lingkungan ini, memiliki tujuan ganda, yaitu: selain tertanganinyya persoalan sampah, juga memberikan keuntungan ptofit bagi universitas. Selain itu keberadaan Rumah Produksi Pro-Lingkungan dapat dijadikan sebagai laboratorium dan sumber belajar. Beberapa matakuliah yang terkait dengan lingkungan dapat memanfaatkannya. Sekolah-sekolah terdekat dapat memanfaatkannya pula untuk pembelajaran. Secara bertahap Rumah Produksi Pro-Lingkungan dapat dijadikan sebagai rujukan diskusi, pembelajaran dan edukasi.
Kata Kunci: kampus, pro-lingkungan, sampah, rumah produksi, alternatif
muncul dapat disebabkan oleh sisa-sisa kertas, plastic, dll yang dibuang oleh karyawan dan penghuni lainnya. Sampah organik dapat terjadi sebagai hasil pembuangan dari kantin, daun-daun yang berserakan, limbah sebagai dampak praktikum dari suatu matakuliah, atau lainnya. Sampah yang dihasilkan baik sebagai akibat aktifitas manusia atau alam, merupakan suplai limbah yang harus ditangani secara serius. Persoalan di atas juga terjadi di kampus Unimus. Cara penanganan sampah
yang dilakukan oleh Unimus, dilakukan dengan cara dibakar. Pembakaran sampah, justru semakin menambah persoalan baru karena berdampak pencemaran lingkungan terutama polusi udara yang ditimbulkan. Namun jika tidak segera diatasi dalam waktu dua hari saja, bau sampah yang tidak sedap akan sangat mengganggu dan sampah berceceran dimana-mana. Persoalan di atas harus segera diatasi melalui pendirian Rumah Produksi Pro-Lingkungan. Rumah ini dibangun sebagai alternatif
terhadap persoalan sampah yang berbasis lingkungan. Keberadaan Rumah Produksi Pro-Lingkungan ini, memiliki tujuan ganda, yaitu: selain tertanganinyya persoalan sampah, juga memberikan keuntungan ptofit bagi universitas. Selain itu keberadaan Rumah Produksi Pro-Lingkungan dapat dijadikan sebagai laboratorium dan sumber belajar. Beberapa matakuliah yang terkait dengan lingkungan dapat memanfaatkannya. Sekolah-sekolah terdekat dapat memanfaatkannya pula untuk pembelajaran. Secara bertahap Rumah Produksi Pro-Lingkungan dapat dijadikan sebagai rujukan diskusi, pembelajaran dan edukasi.
Kata Kunci: kampus, pro-lingkungan, sampah, rumah produksi, alternatif
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 296 timesPDF - 120 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
email:[email protected] http://unimus.ac.id