PENENTUAN PEMAKAIAN DOSIS DAN MACAM BIOFERTILIZER DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT TERHADAP KANDUNGAN UNSUR MAKRO DAN MIKRO NUTRIEN SERTA LOGAM BERAT

Catur Rini Sulistyaningsih(1*), Sri Harsono(2)


(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Pemanfaatan limbah peternakan belum optimal, khususnya pada peternakan rakyat atau tradisional. Limbah padat dari kotoran ternak berpotensi menggantikan pupuk kimia serta memperbaiki unsur hara yang ada di dalam tanah. Untuk memperoleh hasil pupuk organik yang maksimal dengan bahan baku kotoran ternak perlu ditambahkan biofertilizers. Tujuan penambahan biofertilizer adalah untuk memperkaya jumlah koloni bakteri ataupun mikroba yang sudah ada pada kotoran ternak sehingga saat diaplikasikan sebagai pupuk organik mampu bekerja lebih baik. Berbagai jenis biofertilizers yang beredar dipasaran yang dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pupuk organik padat dari kotoran
ternak. Produksi pupuk yang  diaplikasikan pada tanaman bayam, sawi hujau dan kangkung darat adalah biofertilizers puktan dengan dosis 0,4 liter/100 kg kotoran ternak dan biofertilizer starter MOL 0,4 liter/100 kg kotoran ternak. Kedua biofertilizer yang digunakan pada tanaman tersebut sesuai dengan Standarisasi Pupuk Kompos No: 28/Permentan/SR.130/5/2009, 22 Mei 2009, dan 2005. Tujuan yang ingin dicapai pada Tahun Kedua adalah menguji level dosis dan jenis biofertilizers yang telah dihasilkan pada tahun pertama, untuk diaplikasikan pada produksi tanaman sayuran (bayam, sawi hijau, dan kangkung darat). Hasil terbaik dari berbagai level dosis dan jenis biofertilizers akan
diproduksi untuk selanjutnya digunakan untuk peningkatan produksi tanaman sayur yang berupa bayam, kangkung darat dan sawi hijau. Semua data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis variansi, yaitu Rancangan Faktorial. Apabila terdapat hasil yang berbeda nyata dilanjutkan
dengan uji beda antar mean yaitu Uji Duncan (DMRT) dengan model SPSS analisis. Dari hasil analisis, pemakaian dosis dan macam biofertilizer dalam pembuatan pupuk organik padat memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, yang paling efektif terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat dibandingkan bayam dan sawi hijau. Sedangkan terhadap
produksi, yang paling efektif yaitu pada tanaman sawi hijau. Hasil analisis kompatibilitas, pada masing-masing tanaman hasil tertinggi diperoleh pada dosis pemupukan dengan menggunakan starter MOL 0,4 liter/100 kg kotoran ternak. Dari ketiga tanaman sayuran tersebut, hasil tertinggi yaitu pada tanaman kangkung (81,250%), kemudian bayam (40,625%), dan yang terendah yaitu pada tanaman sawi hijau (6,250%). Sedangkan pemberian pupuk dengan menggunakan Puktan 0,4 liter/100 kg kotoran ternak, hasil tertinggi pada tanaman kangkung darat (68,750%), berikutnya bayam (34,375%), dan yang terendah yaitu pada tanaman sawi hijau (2,875%). Semakin tinggi persen koloni,
menunjukkan yang terinfeksi semakin banyak, karena spora yang masuk ke jaringan tanaman (akar tanaman) semakin banyak, sehingga unsur yang terserap semakin banyak.
Keywords : biofertilizer, pupuk organik padat, produksi, uji kompatibilitas, tanaman

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view : 411 times
PDF - 943 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang

email:[email protected]  http://unimus.ac.id