OPTIMALISASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN UKURAN ANTROPOMETRI ANAK BALITA DI POSYANDU “BALITAKU SAYANG” KELURAHAN JANGLI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses pertumbuhan dan perkembangannya sejak masa bayi,
oleh sebab itu masa tersebut perlu perhatian lebih termasuk proses perkembangan fisik maupun
psikologis. Salah satu perkembangan fisik yang perlu diperhatikan yaitu perkembangan motorik, yang
terdiri dari perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Beberapa hal yang berkaitan dengan
perkembangan adalah keadaan tubuh baik kualitatif maupun kuantitatif yang berubah secara teratur,
progresif dan koheren atau dikenal dengan pertumbuhan Salah satu metode untuk mengukur
pertumbuhan adalah penggunaan ukuran antropometri. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan
bahwa anak yang mengalami hamatan pertumbuhan menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak
mampu berkonsentrasi. Kondisi tersebut akan berakibat pada terlambatnya perkembangan motorik
kasar. Tujuan penelitian ini untuk melakukan kajian terhadap ukuran antropometri tubuh yang
menjadi pemicu proses pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar anak balita. Populasi
penelitian adalah seluruh balita di Posyandu “Balitaku Sayang” Kelurahan Jangli Kecamatan
Tembalang Kota Semarang, sebanyak 160 orang. Sampel diambil secara purposiv sebanyak 80 balita .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran antropometri yang berhubungan dengan perkembangan
motorik kasar adalah tinggi badan dalam bentuk indeks tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) dan
indeks massa tubuh berdasarkan umur (IMT/U).
oleh sebab itu masa tersebut perlu perhatian lebih termasuk proses perkembangan fisik maupun
psikologis. Salah satu perkembangan fisik yang perlu diperhatikan yaitu perkembangan motorik, yang
terdiri dari perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Beberapa hal yang berkaitan dengan
perkembangan adalah keadaan tubuh baik kualitatif maupun kuantitatif yang berubah secara teratur,
progresif dan koheren atau dikenal dengan pertumbuhan Salah satu metode untuk mengukur
pertumbuhan adalah penggunaan ukuran antropometri. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan
bahwa anak yang mengalami hamatan pertumbuhan menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak
mampu berkonsentrasi. Kondisi tersebut akan berakibat pada terlambatnya perkembangan motorik
kasar. Tujuan penelitian ini untuk melakukan kajian terhadap ukuran antropometri tubuh yang
menjadi pemicu proses pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar anak balita. Populasi
penelitian adalah seluruh balita di Posyandu “Balitaku Sayang” Kelurahan Jangli Kecamatan
Tembalang Kota Semarang, sebanyak 160 orang. Sampel diambil secara purposiv sebanyak 80 balita .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran antropometri yang berhubungan dengan perkembangan
motorik kasar adalah tinggi badan dalam bentuk indeks tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) dan
indeks massa tubuh berdasarkan umur (IMT/U).
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 405 timesPDF - 3689 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
email:[email protected] http://unimus.ac.id