DISTRIBUSI RESISTENSI NYAMUK AEDES AEGYPTI TERHADAP INSEKTISIDA SIPERMETRIN DI SEMARANG
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Pengendalian nyamuk Aedes aegypti merupakan tindakan terpenting dalam
penanggulanan penyakit demam berdarah dengue (DBD) karena obat dan vaksin antivirus masih
dalam penelitian. Penggunaan insektisida menjadi pilihan utama masyarakat dalam pengendalian
Aedes > 40 tahun, dan terbukti menimbulkan resistensi di berbagai negara.
Tujuan penelitian adalah mengetahui distribusi resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap
insektisida sipermetrin, yang telah dipakai di Indonesia lebih dari 10 tahun.
Nyamuk Aedes aegypti diperoleh dari survey larva di rumah penderita DBD dan 9 rumah di
sekitarnya. Uji resistensi dengan kit standar WHO. Data dianalisis secara diskriptif untuk
menentukan status resistensi dan indeks densitas populasi Aedes. Wawancara digunakan untuk
mengetahui riwayat penggunaan insektisida.
Diproleh hasil HI berkisar 41,7 – 76,9%, rerata 58,44%. CI berkisar 21,9 – 78,3%, rerata
50,54%. BI berkisar 43,75 – 138,46%, rerata 80,56%. Kematian nyamuk berkisar 0,8 – 13,5%, rerata
5,88%, dengan status resisten.
Densitas populasi Aedes aegypti di Semarang melebihi batas aman penularan DBD yang
ditetapkan WHO (≤5%). Resistensi nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di Semarang.
penanggulanan penyakit demam berdarah dengue (DBD) karena obat dan vaksin antivirus masih
dalam penelitian. Penggunaan insektisida menjadi pilihan utama masyarakat dalam pengendalian
Aedes > 40 tahun, dan terbukti menimbulkan resistensi di berbagai negara.
Tujuan penelitian adalah mengetahui distribusi resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap
insektisida sipermetrin, yang telah dipakai di Indonesia lebih dari 10 tahun.
Nyamuk Aedes aegypti diperoleh dari survey larva di rumah penderita DBD dan 9 rumah di
sekitarnya. Uji resistensi dengan kit standar WHO. Data dianalisis secara diskriptif untuk
menentukan status resistensi dan indeks densitas populasi Aedes. Wawancara digunakan untuk
mengetahui riwayat penggunaan insektisida.
Diproleh hasil HI berkisar 41,7 – 76,9%, rerata 58,44%. CI berkisar 21,9 – 78,3%, rerata
50,54%. BI berkisar 43,75 – 138,46%, rerata 80,56%. Kematian nyamuk berkisar 0,8 – 13,5%, rerata
5,88%, dengan status resisten.
Densitas populasi Aedes aegypti di Semarang melebihi batas aman penularan DBD yang
ditetapkan WHO (≤5%). Resistensi nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di Semarang.
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 1140 timesPDF - 628 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
email:[email protected] http://unimus.ac.id