PENGARUH PEMBERIAN JUS MENGKUDU TERHADAP REACTIVE OXYGEN INTERMEDIATE (ROI) MAKROFAG BRONCHOALVEOLAR TIKUS YANG TERPAJAN ASAP ROKOK
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Tujuan penelitian untuk membuktikan adanya perbedaan ROI dengan menganalisis perbedaan
produksi ROI makrofag bronchoalveolar pada tikus yang terpajan asap rokok dengan dan tanpa
pemberian jus mengkudu. Mengkudu diketahui memiliki kandungan antioksidan yang dapat berperan
menurunkan oksidan. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorik dengan rancangan the
post test only-control group menggunakan 20 ekor tikus wistar terbagi dalam 4 kelompok secara
random yang dipajan asap rokok 2x/hari. Kelompok kontrol: tidak diberi perlakuan. Kelompok P1,
P2, P3 masing-masing diberi jus mengkudu (TNJ/tahitian noni juice) dengan dosis P1=1 mL/hari,
P2=2 mL/hari, P3=4 mL/hari, selama 30 hari. Adapun index jumlah ROI dihitung dari supernatan
kultur makrofag bronchoalveolar yang distimulasi dengan larutan PMA dan dioksidasi dengan
larutan NBT dan larutan Neutral Red menjadi presipitat formazan yang hasilnya dibaca di bawah
mikroskop cahaya dengan diukur prosentase dan derajatnya. Hasil index jumlah ROI dianalisis
menggunakan uji Shapiro Wilks, dilanjutkan analisis nonparametrik Kruskal Wallis (p=0.135).
Adanya variasi jumlah jus mengkudu (TNJ/tahitian noni juice) yang diberikan pada tikus belum
dapat menunjukkan dosis optimal sebagai parameter antioksidan untuk mengurangi oksidan yang
berasal dari pajanan asap rokok.
produksi ROI makrofag bronchoalveolar pada tikus yang terpajan asap rokok dengan dan tanpa
pemberian jus mengkudu. Mengkudu diketahui memiliki kandungan antioksidan yang dapat berperan
menurunkan oksidan. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorik dengan rancangan the
post test only-control group menggunakan 20 ekor tikus wistar terbagi dalam 4 kelompok secara
random yang dipajan asap rokok 2x/hari. Kelompok kontrol: tidak diberi perlakuan. Kelompok P1,
P2, P3 masing-masing diberi jus mengkudu (TNJ/tahitian noni juice) dengan dosis P1=1 mL/hari,
P2=2 mL/hari, P3=4 mL/hari, selama 30 hari. Adapun index jumlah ROI dihitung dari supernatan
kultur makrofag bronchoalveolar yang distimulasi dengan larutan PMA dan dioksidasi dengan
larutan NBT dan larutan Neutral Red menjadi presipitat formazan yang hasilnya dibaca di bawah
mikroskop cahaya dengan diukur prosentase dan derajatnya. Hasil index jumlah ROI dianalisis
menggunakan uji Shapiro Wilks, dilanjutkan analisis nonparametrik Kruskal Wallis (p=0.135).
Adanya variasi jumlah jus mengkudu (TNJ/tahitian noni juice) yang diberikan pada tikus belum
dapat menunjukkan dosis optimal sebagai parameter antioksidan untuk mengurangi oksidan yang
berasal dari pajanan asap rokok.
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 198 timesPDF - 223 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
email:[email protected] http://unimus.ac.id