IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA)

Setia Iriyanto(1*), Eny Winaryati(2), Siti Aminah(3)


(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Usaha nata de coco adalah termasuk usaha ekonomi kreatif yang unik, karena menggunakan bahan baku/ memanfaatkan  air kelapa yang selama ini tidak banyak digunakan, bahkan hanya dibuang begitu saja oleh para penjual buah kelapa. Selain memberi nilai tambah yang luar biasa pada air kelapa, usaha produksi nata de coco juga untuk mengatasi permasalahan ekonomi keluarga dan sekaligus mengurangi pengangguran dengan menampung tenaga kerja di wilayah kelurahan se kecamatan Genuk.  Salah satu dari dua home industri nata de coco tersebut adalah usaha  dari pengembangan/ difersifikasi usaha perdagangan buah kelapa, dimana dengan usaha baru ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dengan menambah penghasilan keluarga melalui usaha nata de coco ( sari kelapa/ jeli ). Dan berkembangnya usaha nata de coco ini akan dapat membantu program pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja baru dengan usaha pengolahan produk pangan. Dengan dicanangkannya kota Semarang sebagai kota wisata sejak tahun 2012 maka usaha pembuatan “ nata de coco “ ini memiliki prospek yang baik untuk berkembang dan menjadi besar ( prospektif ). Produk dari usaha ini dapat dijadikan oleh-oleh khas kota Semarang bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang singgah di kota Semarang untuk melengkapi oleh-oleh khas kota Semarang yang lainnya, yaitu Wingko Babat, Bandeng Presto dan Lumpia.Home Industri Nata De Coco “QUEEN” dan Home Industri Nata De Coco “OASE“ menjadi/ sebagai mitra dari program IbM ini, yang mana akan mengikutsertakan 12 ( dua belas ) orang dari dua home industri diatas, baik sebagai pemilik maupun sebagai karyawan, dimana mereka semuanya berpengaruh terhadap suksesnya pengelolaan usaha ini, baik dari segi produksi - menghasilkan produk nata de coco yang berkualitas, maupun aspek modal dan aspek pemasaran yang efektif. Dari produksi nata de coco yang dilakukan selama ini dengan peralatan sederhana menghasilkan produk nata de coco dalam bentuk lembaran besar (  ukuran cetakan penampan ), sehingga hanya bisa dijual kepada produsen nata de coco lain untuk diolahlanjutanya, karena para mitra tidak memiliki peralatan yang lebih lengkap. Padahal secara potensial mereka bisa menghasilkan produk akhir berupa minuman segar dalam kemasan (nata de coco – sari kelapa ), baik kemasan plastik biasa, maupun kemasan dalam gelas plastik, yang bisa langsung dinikmati oleh konsumen akhir.Tim pengabdian masyarakat UNIMUS dengan program IbM bisa mendampingi home industry nata de coco dalam penguatan kelembagaan dan peningkatan kemampuan bidang produksi agar proses produksi yang dijalani bisa lebih efisien dan efektif, serta secara benar dan hygines sehingga akan dihasilkan produk yang lebih berkualitas dan kapasitas yang meningkat.


Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view : 1304 times
PDF - 194 times

DOI: https://doi.org/10.26714/vameb.v11i1.1663

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 VALUE ADDED | MAJALAH EKONOMI DAN BISNIS

 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Address:

Department of Management

Faculty of Economics

University of Muhammadiyah Semarang

Kedungmundu Raya Road No. 18, Tembalang, Semarang, Central Java, Indonesia

 

Contact:

email: [email protected]