Perawatan Saluran Akar pada Gigi Insisivus Sentralis Maksila: Studi Kasus

Ryan Mahardiansyah(1*), Layyinatussyifa’ Azkia(2)


(1) Departemen Konservasi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Semarang, Indonesia
(2) Departemen Konservasi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Semarang, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar Belakang: Perawatan Saluran Akar (PSA) merupakan terapi yang tepat untuk mempertahankan gigi dengan perawatan yang membutuhkan aspek khusus dan kemampuan teknis dalam merestorasi gigi akibat trauma atau komplikasi dari karies gigi yang menyebabkan fraktur pada gigi. Gigi fraktur Ellis kelas III merupakan kasus fraktur mahkota dengan terbukanya pulpa. Fraktur mahkota yang luas dengan pulpa terbuka memerlukan perawatan saluran akar dengan restorasi mahkota jaket disertai inti pasak. Perawatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi gigi dari segi mastikasi dan estetika. Tujuan: perawatan saluran akar pada gigi insisivus sentralis maksila kiri pulpitis irreversible dengan fraktur ellis kelas III.

Keywords


perawatan saluran akar, incisivus maksila, fraktur ellis kelas III

Full Text:

PDF

References


Chandra BS, Krishna VG. Grossman’s Endodontic Practice, 12th ed, Walters Kluwer, New Delhi; 2010.

Anna M, Johanna T. Bonding of Composite Resin Luting Cement to Fiber Reinforced Composite Root Canal Posts. J Adhes Dent; 2004.


Article Metrics

Abstract view : 2569 times
PDF - 985 times

DOI: https://doi.org/10.26714/ijd.v2i1.9869

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Indonesian Journal of Dentistry

Commitment to quality

A blind peer review. Immidiate open acces. Authors retain copyright. No author fees. Published binually.

Indonesian Journal of Dentistry (IJD), its website and the articles published therein are licensed under a Creative Commons Attributions-ShareAlike 4.0 International Licence.

Indonesian Journal of Dentistry is published by Faculty of Dentistry of Universitas Muhammadiyah Semarang (FKG Unimus). It's managed by Universitas Muhammadiyah Semarang.