Hubungan Intensitas Aktivitas Fisik dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK UM Surabaya
(1) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya
(2) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya
(3) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya
(4) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar Belakang: Mahasiswa kedokteran memiliki tingkat stres yang tinggi. Rendahnya intensitas aktivitas fisik menjadi salah satu pemicunya. Maha-siswa mendengarkan perkuliahan dari pagi sampai sore dalam posisi yang sama yaitu duduk. Sehingga mahasiswa memiliki intensitas aktivitas fisik sedentary. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan intensitas aktivitas fisik dengan tingkat stres pada mahasiswa program studi pendidikan dokter FK UM Surabaya
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel sebesar 75 sampel. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Pengukuran intensitas aktivitas fisik menggunakan kuisoner International Physical Activity Queistionnaire (IPAQ). Pada tingkat stres pengukuran menggunakan kuisioner Depression Anxiety Stress Scale 21 (DASS-21). Analisis data mengguanakan analisis Spearman
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan intensitas aktivitas fisik dengan tingkat stres dengan nilai signifikansi sebsar 0,000. Yang mana tingkat signifikansi <0,05 memiliki korelasi cukup. Nilai korelasi didapatkan sebesar -0,517. Hal ini menunjukkan adanya korelasi negatif yang kuat dimana intensitas fisik memiliki hubungan terbalik dengan tingkat stres.
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan berlawanan yang siginifikan antara intensitas aktivitas fisik dengan tingkat stress. Semakin tinggi tingkat intensitas aktivitas fisik, maka semakin rendah tingkat stress yang dialami mahasiswa kedokteran.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Shadid A, Shadid AM, Shadid A, Almutairi FE, Almotairi KE, Aldarwish T, et al. Stress, burnout, and associated risk factors in medical students. Cureus. 2020;12(1):1–13.
Panza GA, Taylor BA, Thompson PD, White CM, Pescatello LS. Physical activity intensity and subjective well-being in healthy adults. J Health Psychol. 2019;24(9):1257–67.
Castro O, Bennie J, Vergeer I, Bosselut G, Biddle SJH. How sedentary are university students? A systematic review and meta-analysis. Prev Sci. 2020;21(3): 332–43.
Park JH, Moon JH, Kim HJ, Kong MH, Oh YH. Sedentary lifestyle: Overview of updated evidence of potential health risks. Korean J Fam Med. 2020;41(6): 365–73.
Yorks DM, Frothingham CA, Schuenke MD. Effects of group fitness classes on stress and quality of life of medical students. J Am Osteopath Assoc. 2017; 117(11):e17–25.
Kemenkes RI. Hasil utama RISKESDAS 2018 [Internet]. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Available from: https:// kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Vankim NA, Nelson TF. Vigorous physical activity, mental health, per-ceived stress, and socializing among college students. Am J Heal Promot. 2013;28(1):7–15.
Østerås B, Sigmundsson H, Haga M. Physical fitness levels do not affect stress levels in a sample of norwegian ado-lescents. Front Psychol. 2017;8(DEC): 1–11.
World Health Organization. Physical activity [Internet]. Newsroom WHO. 2022. Available from: https://www. who.int/news-room/fact-sheets/detail/ physical-activity
Piggin J. What is physical activity? A holistic definition for teachers, re-searchers and policy makers. Front Sport Act Living. 2020;2:1–7.
Jurado M del MM, Pérez-Fuentes M del C, Ruiz NFO, Márquez M del MS, Linares JJG. Self-efficacy and emotional intelligence as predictors of perceived stress in nursing professionals. Med. 2019;55(237):1–14.
Lidyansyah IPD. Menurunkan tingkat stres kerja pada karyawan melalui musik. J Ilm Psikol Terap. 2014;2(1):62–74.
Cary L. Cooper JCQ. The handbook of stress and health: A guide to research and practice. Cary L. Cooper JCQ, edi-tor. John Wiley & Sons Ltd; 2017.
Priyoto. Konsep manajemen stress. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014.
Thorne K. Blended learning: How to integrate online & traditional learning. London & Sterling: Kogan Page Limited; 2003.
Legiran, Azis MZ, Bellinawati N. Faktor risiko stres dan perbedaannya pada maha-siswa berbagai angkatan di fakultas ke-dokteran universitas muhammadiyah pa-lembang. J Kedokt Dan Kesehat. 2015; 2(2):197–202.
Wahyudi R, Bebasari E, Nazriati E. Gambaran tingkat stres pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau tahun pertama. J Ilmu Kedokt. 2017;9(2):107–13.
Heijnen S, Hommel B, Kibele A, Col-zato LS. Neuromodulation of aerobic exercise-A review. Front Psychol. 2016; 6:1–6.
Alghadir AH, Gabr SA, Iqbal ZA. Effect of gender, physical activity and stress-related hormones on adolescent’s academic achievements. Int J Environ Res Public Health. 2020;17:1–14.
Autio J, Stenbäck V, Gagnon DD, Leppäluoto J, Herzig KH. (Neuro) pep-tides, physical activity, and cognition. J Clin Med. 2020;9(8):1–25.
Galloza J, Castillo B, Micheo W. Benefits of exercise in the older population. Phys Med Rehabil Clin N Am. 2017;28:659–69.
Sanches A, Costa R, Marcondes FK, Cunha TS. Relationship among stress, depression, cardiovascular and metabolic changes and physical exercise. Fisioter Em Mov. 2016;29(1):23–36.
Article Metrics
Abstract view : 869 timesPDF - 211 times
DOI: https://doi.org/10.26714/medart.5.2.2023.37-43
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Contact
Faculty of Medicine, Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18, Semarang, Indonesia
Email: [email protected]